Drs. H. Mudaffar Sjah, BcHk. (lahir di Ternate, Maluku Utara, 13 April 1935 – meninggal
di Jakarta, 19 Februari 2015 pada
umur 79 tahun) adalah seorang sultan dari Kesultanan Ternate. Beliau adalah sultan Ternate ke-48. Selain itu
beliau juga merupakan anggota DPDRI asal Provinsi Maluku Utara, yang
dilantik pada 30 September 2014
Beliau pernah menolak menjadi sultan
Ternate karena khawatir tak mampu mengemban tanggung jawab itu. Mulai 1950,
kondisi Kesultanan Ternate relatif tak normal. Pemerintah pusat saat itu
memaksa sultan pindah ke Jakarta. Kegiatan Kesultanan Ternate pun vakum. Dua
kali rakyat Ternate meminta Sultan kembali, tetapi hal itu tak bisa dilakukan
karena besarnya tekanan politik.
Upaya
mengembalikan eksistensi Kesultanan Ternate beliau perjuangkan lewat jalur
politik, saat menjadi anggota DPRD Maluku sampai ketika beliau menjadi anggota
Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Golkar. Perjuangan lewat jalur politik
terus beliau lakukan dengan menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Maluku
Utara periode 2009-2014.
Ketika
ayahnya (sultan Ternate ke-47) mangkat pada 1975, Mudaffar ditunjuk sebagai
Sultan ke-48 oleh bobato 18 (kumpulan 18 pemimpin masyarakat adat terbesar di
Kesultanan Ternate yang berwenang memilih Sultan).
Beliau
lalu menata kembali struktur adat Kesultanan Ternate, mengisi kekosongan
jabatan, dan menjalankan sejumlah hukum adat sebagai perekat masyarakat. Maka,
Kesultanan Ternate mampu menggelar Legu Gam Moloku Kie Raha atau Pesta Rakyat
Maluku Utara, mulai tahun 2002 setelah sempat vakum sejak 1950. Legu gam yang
berlangsung selama 17 hari merangkum ekspresi seni budaya 29 suku di Maluku
Utara.
Mudaffar Sjah adalah anak kedua dari
pasangan Sultan Iskandar Muhammad Jabir Sjah (1929 - 1975), Sultan Ternate
ke-47 dengan Boki Mariam, puteri Sultan Muhammad Usman dari Bacan.
Mudaffar Sjah memiliki tujuh saudara
seayah dan merupakan putera ketiga dari anak - anak Sultan Iskandar Muhammad
Jabir Sjah.
Mudaffar Sjah menikah
sebanyak empat kali. Dari empat pernikahannya itu, beliau dikaruniai tiga belas
orang anak. Selain itu Sultan Mudaffar Sjah juga mengadopsi seorang puteri
Pendidikan
· S-1 Fakultas Ilmu Budaya jurusan Filsafat, Universitas Indonesia, 1987
Karier Politik
Mudaffar Sjah memiliki pengalaman panjang
sebagai politikus. Beliau mengawali karier politiknya di Partai Golkar dan
pernah menjadi anggota DPRD Maluku tahun 1971-1977. Mudaffar Sjah juga pernah
menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Maluku Utara.
Pada pemilu 2004, 2009,
dan 2014 Mudaffar Sjah beruntun terpilih sebagai wakil Maluku Utara sebagai
anggota Dewan Perwakilan Daerah RI.
Aktivitas antara lain:
·
Anggota DPD asal Provinsi Maluku Utara,
2014 - 2015
·
Vice President Commissioner dari PT
Dominium Mining, 2006 - 2015
·
Anggota DPRD Provinsi
Maluku, 1971- 1977
Organisasi antara lain:
·
Ketua Forum Komunikasi dan Informasi
Keraton Nusantara, 2002- 2015
·
Ketua Murabitun (semacam paguyuban negara
Islam) Amerika, Eropa, Asia
·
Ketua DPD Partai Golkar Provinsi
Maluku, 1997- 1998
·
Ketua Forum Keraton se-Nusantara, 1995-
1997
·
Anggota Dewan Pimpinan Nasional SOKSI,
1968- 1970
·
Ketua Dewan Adat Moloku Kie Raha,
1966- 2015
Akhir Hayat
Pada Pemilu 2014,
Sultan Mudaffar kembali terpilih sebagai anggota DPD RI mewakili Maluku Utara
periode 2014 - 2019 namun belum lama dilantik beliau jatuh sakit. Memasuki
tahun 2015, kesehatan Sultan Mudaffar memburuk dan sempat dua kali dirawat di
Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta hingga tanggal 19 Februari 2015 dini hari
saat beliau akhirnya menutup mata. Jenazah Sultan diterbangkan ke Ternate pagi
itu juga dan disambut ribuan rakyat yang berduka. Sultan Mudaffar Sjah
meninggal di usia 79 tahun 10 bulan 6 hari dan dikuburkan di kompleks makam
Raja - raja Ternate di belakang Mesjid Kesultanan Sigi Lamo.Kepergian beliau
diiringi isak tangis ribuan rakyat Ternate dan Maluku Utara. Sejumlah tokoh nasional pun turut
menyampaikan belasungkawa mereka lewat media sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar